Nusantaratv.com - Dunia musik Indonesia berduka dengan berpulangnya penyanyi legendaris Titiek Puspa pada Jumat, 20 April 2025, di usia 87 tahun. Titiek Puspa menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Medistra, Gatot Subroto.
"Innalilahi wainnailaihi rajiun Telah berpulang Legenda musik indonesia Eyang @titiekpuspa_official 😠Al fatihah," tulis Rian dalam unggahannya di Instagram resminya @rianekkypradipta, dikutip Kamis, 10 April 2025.
Sebelumnya, Titiek Puspa menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Medistra sejak 26 Maret 2025 setelah mengalami pendarahan otak akibat insiden saat syuting program Lapor Pak! di salah satu stasiun TV.
Titiek Puspa lahir dengan nama Sudarwati di Tanjung, Tabalong, pada 1 November 1937. Dia merupakan putri dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam, dan berasal dari keluarga berdarah Jawa. Seiring waktu, namanya sempat berganti dua kali menjadi Kadarwati, lalu Sumarti.
Sejak kecil, Sumarti bercita-cita menjadi guru taman kanak-kanak. Namun, takdir berkata lain. Setelah beberapa kali memenangkan lomba menyanyi, dia mulai berpikir untuk menekuni dunia hiburan secara serius. Keputusan ini diambilnya saat ia berusia sekitar 14 tahun, meski mendapat tentangan dari kedua orang tuanya.
Dalam suatu lomba menyanyi yang diikutinya secara diam-diam, seorang teman menyarankan agar ia memakai nama samaran agar tidak diketahui oleh keluarganya.
Maka, lahirlah nama Titiek Puspo, gabungan dari nama panggilannya sehari-hari "Titiek" dan nama ayahnya, "Puspo." Kemudian, dia menyempurnakan nama tersebut menjadi Titiek Puspa, yang sejak itu melekat sebagai nama panggungnya.
Nama ini juga digunakannya untuk menamai orkes pengiring yang ia pimpin sendiri di awal kariernya: Puspa Sari.
Karier musiknya bermula di Semarang, ketika dia mengikuti kontes Bintang Radio. Tak hanya dikenal sebagai penyanyi, Titiek juga menunjukkan bakat luar biasa dalam dunia pertunjukan, khususnya saat terlibat dalam berbagai operet bersama grup Papiko yang pernah sangat digemari pemirsa TVRI.
Beberapa judul operet yang populer antara lain Bawang Merah Bawang Putih, Ketupat Lebaran, Kartini Manusiawi, dan Ronce-Ronce.
Rekaman piringan hitam pertamanya dirilis oleh label GEMBIRA, berisi lagu-lagu seperti Di Sudut Bibirmu, Esok Malam Kau Kujelang, serta duet bersama Tuty Daulay dalam lagu Indada Siririton dengan iringan musik dari Empat Sekawan Sariman.
Di pertengahan tahun 1960-an, Titiek menjadi penyanyi tetap Orkes Studio Jakarta dan mendapat bimbingan dari Iskandar, seorang pencipta lagu dan pemimpin orkes, serta Zainal Ardi, penyiar RRI Jakarta yang kemudian menjadi suaminya.
Pada masa awal kariernya, Titiek belum banyak menulis lagu sendiri. Dia lebih banyak membawakan karya-karya dari komposer seperti Iskandar, Mus Mualim, dan Wedasmara. Namun, mulai album Si Hitam dan Pita (1963), ia menulis seluruh lagu sendiri, masing-masing berisi 12 lagu, dan karya-karya tersebut langsung mendapat tempat di hati pendengar.
Lagu-lagu seperti Si Hitam, Tinggalkan, dan Aku dan Asmara makin mengukuhkan namanya. Album Doa Ibu juga menjadi karya legendaris lainnya.
Dari 12 lagu dalam album ini, 11 adalah ciptaannya sendiri. Lagu-lagu seperti Minah Gadis Dusun dan Pantang Mundur menjadi penanda kuat identitas musikalnya sebagai penyanyi dan pencipta lagu yang andal.
Titiek meninggalkan Orkes Studio Jakarta pada 1962. Menariknya, nama panggung "Titiek Puspa" yang dia gunakan kemudian disahkan langsung oleh Presiden Soekarno pada era 1950-an.
Pada 1959, Titiek menikah dengan Zainal Ardi, seorang penyiar di RRI, dan mereka dikaruniai dua orang anak, yaitu Petty Tunjungsari (lahir 12 Januari 1960) dan Ella Puspasari (lahir 23 September 1961).
Namun, pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian. Kemudian, pada tahun 1970, Titiek menikah lagi dengan musisi Mus Mualim.
Selain aktif di dunia tarik suara, ia juga melebarkan sayap ke dunia akting lewat film-film seperti Karminem, Inem Pelayan Sexy, dan Apanya Dong.
Pada 2009, ia didiagnosis menderita kanker serviks. Selama menjalani pengobatan intensif, termasuk dua bulan kemoterapi di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, Titiek justru berhasil menciptakan 61 lagu.
Berkat semangat dan doa yang ia panjatkan, serta perawatan medis, dia dinyatakan sembuh total dari penyakit tersebut.
Kepedulian Titiek terhadap dunia anak-anak juga sangat besar. Dia menulis lagu-lagu anak seperti Menabung dan Aku Suka Musik, yang populer saat dinyanyikan bersama Saskia dan Geofanny pada era 1990-an.
Melihat makin menurunnya minat terhadap lagu anak-anak, pada 2014 dia membentuk grup vokal Duta Cinta yang beranggotakan sepuluh anak dari berbagai latar belakang etnis.
Grup ini tampil dalam sejumlah episode Pesta Sahabat (2017-2019) di RTV dan sempat kembali tampil pada acara Pesta Sahabat Anak Indonesia pada 25 Juli 2018.
Titiek Puspa dikenang sebagai sosok yang berperan penting dalam melestarikan musik Indonesia, terutama lagu anak-anak, dan akan selalu dihormati sebagai legenda.