Pertamina dan Toyota Kolaborasi Bangun Pabrik Bioetanol Rp2,5 Triliun di Lampung

Nusantaratv.com - 11 November 2025

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Todotua Pasaribu/Imamatul Silfia. (Antara)
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Todotua Pasaribu/Imamatul Silfia. (Antara)

Penulis: Alamsyah

Nusantaratv.com - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, mengungkapkan bahwa produsen otomotif asal Jepang, Toyota, berencana berinvestasi dalam pengembangan industri bioetanol di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang akan menerapkan mandatori pencampuran 10 persen bioetanol dalam bahan bakar minyak (E10).

“Saat ini kebutuhan bahan bakar dalam negeri lebih dari 40 juta kiloliter per tahun. Dengan kewajiban E10, Indonesia membutuhkan sekitar 4 juta kiloliter bioetanol pada 2027. Agar tidak kehilangan momentum, pembangunan pabrik pendukung harus dimulai dari sekarang. Toyota menangkap peluang ini karena mereka telah mengembangkan mobil berbahan bakar bioetanol di berbagai negara,” ujar Todotua di Jakarta, Senin (10/11/2025).

Pada Jumat (7/11/2025), Todotua bertemu dengan CEO Asia Region Toyota Motor Corporation, Masahiko Maeda, dan meninjau fasilitas riset di Fukushima milik Research Association of Biomass Innovation for Next Generation Automobile Fuels (RABIT). Pertemuan tersebut membahas rencana Toyota untuk membangun ekosistem bioetanol di Indonesia, sejalan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada energi dan ekonomi hijau.

Toyota, melalui riset bersama RABIT di Jepang, mengembangkan bioetanol generasi kedua yang berasal dari biomassa nonpangan, seperti limbah pertanian dan tanaman sorgum. Teknologi ini dinilai cocok dengan kekayaan agrikultur dan kondisi agroklimat Indonesia.

“Teknologi pabrik bioetanol generasi kedua ini bisa memanfaatkan berbagai limbah pertanian (multi feedstock), seperti tebu, padi, singkong, kelapa sawit, dan aren,” jelas Todotua.

Dalam Roadmap Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, beberapa daerah, termasuk Lampung, telah ditetapkan sebagai sentra industri bioetanol dengan bahan baku utama dari tebu, singkong, dan sorgum.

Sebagai proyek perintis, Pertamina NRE (New Renewable Energy) akan bermitra dengan Toyota membangun pabrik di Lampung. Proyek ini juga akan melibatkan petani dan koperasi lokal untuk memperkuat ekonomi daerah. Pabrik tersebut akan diintegrasikan dengan fasilitas energi terbarukan milik Pertamina, seperti geothermal dan hidrogen.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyatakan minatnya berinvestasi di sektor bioetanol nasional sebagai bagian dari strategi global perusahaan dalam mendukung kendaraan flex-fuel dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.

“Sepulang dari Tokyo, Toyota dan Pertamina akan melakukan studi bersama dan meninjau lokasi di Lampung. Targetnya, perusahaan patungan (joint venture) terbentuk pada awal 2026,” ungkap Todotua.

Rencana awal mencakup pembangunan fasilitas produksi bioetanol berkapasitas 60.000 kiloliter per tahun dengan nilai investasi mencapai Rp2,5 triliun.

“Investasi ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga membuka peluang ekspor,” tambahnya.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close