Nusantaratv.com - Microsoft kembali memangkas jumlah tenaga kerjanya dengan memberhentikan sekitar 9.000 karyawan secara global.
Angka ini mewakili hampir 4 persen dari total karyawan perusahaan. PHK ini tidak terfokus pada satu divisi atau wilayah tertentu, melainkan tersebar di berbagai tim, peran, dan negara.
Langkah ini merupakan bagian dari tren berkelanjutan, di mana Microsoft secara bertahap mengurangi jumlah staf dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Mei lalu, 6.000 karyawan telah diberhentikan, dan pada Juni, sekitar 300 orang kembali terdampak PHK.
Menurut pernyataan resmi dari juru bicara Microsoft, keputusan ini bertujuan untuk menyederhanakan struktur organisasi dengan mengurangi lapisan manajemen.
Hal ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan ketangkasan perusahaan dalam menghadapi pasar yang terus berubah.
"Kami terus melakukan penyesuaian organisasi yang diperlukan agar perusahaan dan tim kami tetap kompetitif di pasar yang dinamis," ujar perwakilan Microsoft dalam email kepada CNBC, seperti dikutip dari Neowin, Kamis (3/7/2025).
Namun, pemangkasan besar-besaran ini menimbulkan ironi. Microsoft sebelumnya secara terbuka menyatakan kecerdasan buatan (AI) tidak akan menggantikan pekerjaan manusia, sementara saat ini perusahaan melakukan PHK di tengah gelombang adopsi AI di berbagai lini bisnis.
Microsoft bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang melakukan PHK besar tahun ini. Autodesk, Chegg, dan Crowdstrike juga telah mengurangi jumlah karyawan mereka.
Langkah-langkah ini diyakini sebagai upaya untuk menenangkan para investor di tengah kekhawatiran mengenai tingginya pengeluaran perusahaan di tengah kondisi ekonomi global yang sulit.
PHK Microsoft juga terjadi di saat data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren mengejutkan, dimana sektor swasta kehilangan 33.000 pekerjaan pada Juni, jauh di bawah ekspektasi para ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 100.000.