Teknologi Penghemat Bahan Bakar Ini Dibenci Banyak Orang, Akankah Dihapus dari Mobil?

Nusantaratv.com - 26 Juli 2025

Teknologi penghemat bahan bakar, auto start/stop di mobil. (Foto: Istimewa via Carscoops)
Teknologi penghemat bahan bakar, auto start/stop di mobil. (Foto: Istimewa via Carscoops)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Mobil-mobil modern berbahan bakar bensin kini dilengkapi dengan berbagai fitur untuk meningkatkan efisiensi. 

Dikutip dari Carscoops, Sabtu (26/7/2025), salah satunya adalah teknologi auto start/stop, yang mematikan mesin saat mobil berhenti dan menyalakannya kembali saat dibutuhkan. Teknologi ini dirancang untuk menghemat jutaan galon bahan bakar setiap tahun.

Meski terbukti efisien, banyak pengemudi tidak menyukai fitur ini. Bahkan kini, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika (EPA) juga mulai mempertanyakan manfaatnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan teknologi tersebut.

Selama ini, produsen mobil didorong untuk memasang teknologi ini karena bisa membantu mereka memenuhi target efisiensi bahan bakar yang ditetapkan EPA, dan mendapat insentif karenanya. 

Namun, aturan baru yang menghapus penalti atas kegagalan memenuhi target konsumsi rata-rata bahan bakar membuat fitur ini tak lagi dianggap penting. Akibatnya, teknologi start/stop bisa saja dihapus dari banyak kendaraan ke depan.

Pada Mei, kepala EPA, Lee Zeldin, menyebut teknologi ini sebagai "trofi partisipasi iklim". Baru-baru ini, lembaganya mengatakan kepada AutoNews dimana fitur ini "membuat frustrasi jutaan orang Amerika" dan EPA sedang mempertimbangkan langkah untuk mengatasinya.

Banyak pengemudi memang merasa terganggu dengan fitur ini. Karena itulah sejumlah produsen mobil menyediakan opsi untuk mematikannya, bahkan ada yang mencari cara untuk meretas atau menghapusnya sama sekali.

Namun, tak sedikit juga pihak yang mendukung teknologi ini. Albert Gore, Direktur Eksekutif Asosiasi Transportasi Nol Emisi, mengatakan, "Orang-orang umumnya ingin menghemat bensin. Jika tidak suka fitur ini, mereka bisa menonaktifkannya. Saya tidak melihat alasan untuk menghapus opsi ini sepenuhnya." 

Dia mengusulkan solusi kompromi, yakni membiarkan fitur tetap ada, tapi dalam posisi nonaktif secara default.

Seperti telah dibahas sebelumnya, sistem auto start/stop memang bekerja sesuai fungsinya. Teknologi ini sangat berguna di kondisi lalu lintas padat yang sering membuat mobil berhenti dan berjalan. 

Namun, pada akhirnya, banyak konsumen merasa lebih nyaman mengorbankan sedikit efisiensi bahan bakar demi pengalaman berkendara yang lebih mulus.


 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close