Nusantaratv.com-Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi penutupan pemerintah federal (government shutdown) Amerika Serikat (AS) yang telah memasuki hari ke-21.
“Pelaku pasar terus mencermati perkembangan seputar penutupan Pemerintah Federal AS yang sedang berlangsung. Penutupan pemerintah telah memasuki hari ke-21 tanpa tanda-tanda akan berakhir, setelah para senator gagal untuk ke-11 kalinya menyelesaikan kebuntuan dalam pemungutan suara pada hari Senin (20/10),” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Mengutip Anadolu, penutupan Pemerintah AS masih berlangsung seiring perolehan suara untuk menyelesaikan kebuntuan ini sebesar 50 banding 43. Artinya, Senat AS tak mengajukan penutupan mosi untuk melanjutkan langkah pendanaan pemerintah yang telah disahkan DPR hingga 21 November.
Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk membuka kembali pemerintah federal telah gagal mencapai ambang batas 60 suara dalam setiap upaya sejauh ini, tanpa ada indikasi bahwa hasilnya akan berbeda pada upaya berikutnya.
Penutupan pemerintah dimulai sejak 1 Oktober pasca-kegagalan negosiasi mengenai prioritas pengeluaran federal. Ribuan pegawai federal sejak itu telah dirumahkan atau bekerja tanpa bayaran sementara layanan pemerintah telah dikurangi atau ditangguhkan.
“Penutupan pemerintah AS kini menjadi jeda pendanaan terpanjang ketiga dalam sejarah modern,” ujar Ibrahim, dilansir dari Antara.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa sore melemah sebesar 12 poin atau 0,07 persen menjadi Rp16.5875 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.575 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah di level Rp16.589 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.585 per dolar AS.