Nusantaratv.com-Ribuan pendemo tergabung dalam sekretariat bersama
gerakan Oikumenis untuk Keadilan Ekologis menggelar unjuk rasa di depan kantor Gubernur Sumut di Jalan Pangeran Diponegoro Medan pada Senin pagi.
Massa menuntut PT Toba Pulp Lestari (TPL) ditutup secara permanen sebab
dinilai merusak alam hutan secara massif dan ekologis yang berdampak pada
bencana-bencana serta penderitaan sosial bagi masyarakat di sekitar Danau Toba dan Tapanuli Raya.
Dalam orasi massa mereka menyampaikan empat poin tuntutan, yakni mendesak
Gubernur Sumatera Utara menyatakan kepedulian terhadap korban kriminalisasi dan kerusakan alam akibat aktivitas PT TPL.
Kemudian mereka juga mendesak Gubernur Sumatera Utara untuk hadir
langsung di tengah masyarakat yang menjadi korban konflik agraria.
Massa juga mendesak Gubernur Sumut Bobby Nasution agar menyurati Presiden RI mencabut izin operasional PT TPL untuk segera menutup PT TPL secara
permanen.
Mereka juga menuntut PT TPL bukan hanya menjadi simbol ekologis, namun juga katalisator konflik sosial yang menempatkan masyarakat adat sebagai
korban berlapis kehilangan hutan, lahan, dan martabat.
"Tuntutan kita cuma tiga. Tutup TPL, tutup TPL, tutup TPL," tandas Koordinator Aksi Maskawan Gultom seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Morning.
"Kami mau jumpai gubernur. Karena apa? Karena persoalan TPL ini sudah lama, sudah bertahun-tahun. Jadi sangat perlu gubernur juga menyatakan sikapnya. Apakah gubernur itu memberikan keberpihakannya kepada rakyat," imbuhnya.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh