Penurunan Minat terhadap Kendaraan Listrik di AS Terjadi Lebih Cepat dari Perkiraan

Nusantaratv.com - 05 Juni 2025

Ilustrasi. Kendaraan listrik sedang melakukan pengisian daya. (Foto: Reuters)
Ilustrasi. Kendaraan listrik sedang melakukan pengisian daya. (Foto: Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Meskipun kendaraan listrik (EV) semakin sering terlihat di jalan, survei terbaru dari American Automobile Association (AAA) menunjukkan minat warga Amerika Serikat (AS) terhadap mobil listrik justru menurun tajam.

Dikutip dari Carscoops, Kamis (5/6/2026), dalam survei tahun 2025, hanya 16 persen responden menyatakan kemungkinan akan membeli mobil listrik, angka terendah sejak 2019. 

Sebaliknya, 63 persen mengatakan mereka tidak mungkin beralih ke kendaraan listrik. Ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tiga tahun lalu, ketika 25 persen responden tertarik dan 51 persen menolak.

Optimisme kendaraan listrik akan mendominasi jalanan dalam 10 tahun ke depan juga melemah. Hanya 23 persen yang yakin hal itu akan terjadi, turun dari 40 persen pada 2022.

Apa yang Menghambat Minat?

Responden menyebut beberapa alasan utama di balik penolakan mereka terhadap kendaraan listrik:

- Biaya tinggi: 62 persen khawatir soal harga perbaikan baterai, dan 59 persen menyebut harga beli yang masih mahal.

- Keterbatasan jarak dan infrastruktur: 57 persen menilai kendaraan listrik tak cocok untuk perjalanan jauh, sementara 56 persen mengeluhkan kurangnya stasiun pengisian daya yang memadai.

- Kecemasan daya: 55 persen takut kehabisan daya saat di jalan.

Faktor lain seperti keselamatan (31 persen), kesulitan memasang charger di rumah (27 persen), dan berkurangnya insentif pemerintah (12 persen) juga turut memengaruhi.

Apa yang Masih Menarik dari Kendaraan Listrik?

Bagi mereka yang tetap tertarik, penghematan bahan bakar adalah alasan utama (77 persen), diikuti oleh manfaat lingkungan (59 persen) dan biaya perawatan yang lebih rendah (47 persen).

Namun, daya tarik insentif pajak semakin memudar. Hanya 39 persen responden yang menganggap insentif sebagai alasan membeli kendaraan listrik, turun drastis dari 60 persen pada 2022. 

Ini sejalan dengan kebijakan pemerintahan Donald Trump yang memangkas subsidi untuk kendaraan listrik. 

Inovasi teknologi, yang dulunya menjadi daya tarik utama, kini hanya dianggap penting oleh 22 persen responden.

Masa Depan yang Belum Jelas

AAA menyimpulkan masa depan kendaraan listrik di AS masih belum pasti. Meskipun industri otomotif terus memperluas pilihan kendaraan listrik, konsumen tetap ragu. 

Banyak yang justru lebih tertarik pada kendaraan hybrid sebagai alternatif. "Minat konsumen terhadap EV memang naik turun dari tahun ke tahun," ujar Greg Bannon, Direktur Teknik Otomotif AAA. 

"Meskipun pabrikan mobil sudah berkomitmen untuk elektrifikasi jangka panjang, keraguan konsumen masih jadi hambatan Utama," sambungnya.

Survei ini dilakukan pada 6-10 Maret 2025 dan melibatkan 1.128 responden, mencakup sekitar 97 persen populasi rumah tangga di Negara Paman Sam tersebut.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close