Nusantaratv.com - Xiaomi mencuri perhatian publik dengan debut mobil listrik pertamanya.
Sedan listrik ramping SU7, disusul oleh model YU7, berhasil menarik antusiasme tinggi serta mencatat daftar pra-pemesanan yang panjang.
Namun, kegembiraan tersebut kini mulai bergeser menjadi kekecewaan bagi sebagian pelanggan awal, setelah munculnya kebijakan pembayaran yang dinilai mengejutkan dan memberatkan.
Dikutip dari ArenaEV, Rabu (6/8/2025), sejumlah pelanggan di China mengeluhkan mereka diminta melunasi seluruh pembayaran mobil beberapa minggu hingga berbulan-bulan sebelum tanggal pengiriman.
Berdasarkan laporan media lokal, Xiaomi memperingatkan produksi kendaraan mereka bisa dihentikan jika pelunasan tidak dilakukan tepat waktu.
Hal ini menempatkan pelanggan pada posisi sulit. Membayar penuh jauh sebelum mobil dikirim, atau menghadapi risiko pembatalan pesanan dan kehilangan uang muka sebesar RMB 5.000 (sekitar Rp11,40 juta).
Beberapa pelanggan yang terdampak mengaku mereka masih harus menunggu 22 hingga 25 minggu lagi untuk menerima kendaraan mereka, meskipun sudah diminta untuk segera melunasi pembayaran.
Kebijakan ini dinilai bertolak belakang dengan pernyataan resmi Xiaomi sebelumnya.
Dalam unggahan di akun WeChat resminya, perusahaan sempat menegaskan pelanggan akan diberi kesempatan untuk memeriksa kendaraan terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran akhir, sebuah praktik umum di industri otomotif.
Namun, rupanya terdapat klausul tersembunyi dalam perjanjian pembelian yang memungkinkan Xiaomi menuntut pelunasan kapan saja, dengan dalih "pengaturan produksi kendaraan atau kondisi penjualan" tertentu.
Jika pelanggan tidak membayar dalam waktu tujuh hari setelah pemberitahuan, mereka dianggap melanggar kontrak secara mendasar, memberikan dasar hukum bagi Xiaomi untuk membatalkan pesanan dan menahan uang muka.
Banyak pelanggan kini menilai ketentuan tersebut tidak adil, namun mereka merasa tidak memiliki pilihan lain jika ingin tetap memiliki kendaraan Xiaomi.
Xiaomi belum memberikan pernyataan resmi terkait kontroversi ini. Di sisi lain, lamanya waktu tunggu pengiriman YU7 disebut-sebut sebagai kendala terbesar perusahaan dalam beberapa pekan terakhir.
Ada spekulasi jika permintaan pelunasan lebih awal ini merupakan strategi untuk menyaring pembeli yang tidak benar-benar berkomitmen, atau bahkan spekulan yang berniat menjual kembali mobil untuk keuntungan pribadi.
Apa pun motif di balik kebijakan tersebut, pendekatan ini berpotensi merusak reputasi Xiaomi yang tengah dibangun di pasar kendaraan listrik.
Meski Xiaomi SU7 dan YU7 dipuji karena desain dan teknologi inovatifnya, pengalaman pelanggan yang buruk di tahap awal ini bisa meninggalkan kesan negatif jangka panjang.