Hyundai Jadikan Mobil Listrik Xiaomi SU7 sebagai Tolok Ukur di Pusat R&D Korea Selatan

Nusantaratv.com - 22 Juli 2025

Hyundai menjadikan Xiaomi SU7 sebagai tolok ukur di Pusat R&D Korea Selatan. (Foto: Istimewa via CarNewsChina)
Hyundai menjadikan Xiaomi SU7 sebagai tolok ukur di Pusat R&D Korea Selatan. (Foto: Istimewa via CarNewsChina)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Hyundai Motor dilaporkan tengah melakukan evaluasi terhadap mobil listrik Xiaomi SU7 di pusat penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) mereka di Korea Selatan (Korsel). 

Menurut laporan dari media teknologi Korea, Bloter, seperti dikutip Gizmochina, Selasa (22/7/2025), kendaraan ini telah menjadi bagian dari armada riset internal Hyundai sejak pertengahan Juli.

Salah satu unit SU7 Max terlihat pada 16 Juli saat diangkut menuju kantor pusat Hyundai di kawasan Yangjae, Seoul. 

Mobil ini menggunakan pelat nomor sementara yang diterbitkan oleh Kantor Distrik Seocho, dan Bloter memastikan Hyundai telah memperoleh izin resmi untuk mengoperasikan kendaraan tersebut untuk tujuan riset.

Langkah ini mencerminkan pendekatan Hyundai yang semakin terbuka dalam membandingkan teknologinya dengan kendaraan listrik dari luar negeri, termasuk dari produsen China seperti Xiaomi. 

Meski Xiaomi SU7 belum dipasarkan secara resmi di Korea Selatan, Hyundai disebut telah mengimpor beberapa unit untuk keperluan internal.

Keputusan Hyundai ini datang di tengah meningkatnya sorotan global terhadap produsen kendaraan listrik asal China. 

Dalam rapat perusahaan awal tahun ini, Ketua Eksekutif Hyundai Motor Group, Euisun Chung, menyatakan pentingnya tetap kompetitif, tidak hanya terhadap Tesla, tetapi juga terhadap pemain baru seperti BYD. 

"Tantangan ke depan tak bisa dihindari," ujar Chung, sembari menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi perubahan lanskap industri kendaraan listrik.

Hyundai juga mencatat peningkatan signifikan dalam investasi fisik. 

Menurut Bloter, nilai aset berwujud Hyundai meningkat dari 38,9 triliun won (sekitar US$28,1 miliar) pada 2023 menjadi 44,8 triliun won (sekitar US$32,4 miliar) pada kuartal pertama 2025. 

Belanja modal mencapai 2,08 triliun won (sekitar US$1,5 miliar) hanya dalam tiga bulan pertama tahun ini, meningkat 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Meski Hyundai belum merinci biaya pengadaan kendaraan listrik impor, kehadiran Xiaomi SU7 diyakini sebagai bagian dari strategi penguatan R&D mereka.

Salah satu fokus evaluasi terhadap SU7 adalah desain antarmuka pengguna dan sistem infotainment. 

Hyundai ingin menggali pelajaran dari sistem operasi HyperOS milik Xiaomi, yang kini dibandingkan dengan sistem BlueLink Connect milik mereka sendiri. 

Wawasan ini akan menjadi masukan penting bagi pengembangan kokpit digital Hyundai di masa depan.

Sebagai bagian dari strategi besarnya, Hyundai telah menetapkan anggaran sebesar 24,3 triliun won (sekitar US$17,6 miliar) untuk investasi sepanjang tahun 2025, dengan hampir separuhnya dialokasikan khusus untuk riset dan pengembangan.


 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close