Dalam Rangka Milad ke-50, MUI Luncurkan Gerakan Nasional Pemenuhan Gizi Santri dan Siswa Madrasah

Nusantaratv.com - 22 Juli 2025

MUI luncurkan Gerakan Nasional Pemenuhan Gizi Santri dan Siswa Madrasah/ist
MUI luncurkan Gerakan Nasional Pemenuhan Gizi Santri dan Siswa Madrasah/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Dalam rangka memperingati hari jadi atau milad ke-50 Majelis Ulama Indonesia (MUI) meluncurkan "Gerakan Nasional Pemenuhan Gizi Santri dan Siswa Madrasah".

Program ini mengusung semangat "Pekan makan Bergizi Santri dan Siswa Madrasah utuk memastikan bahwa anak-anak yang menimba ilmu di pondok pesantren dan madrasah mendapatkan asupan gizi yang layak. 

MUI menyadari Indonesia saat ini masih bergulat dengan tiga beban malnutrisi yaitu: gizi buruk (wasting dan stunting), kelebihan berat badan, dan kekurangan gizi mikro. Kondisi gizi buruk seperti ini ternyata lebih banyak dialami oleh kaum perempuan dan anak. Penyebab utama permasalahan ini adalah pola makan dan praktik pemberian makan yang kurang memadai serta terbatasnya akses terhadap layanan.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 memperlihatkan data stunting
pada tahun 2022 mencapai 21,6%, meskipun ada penurunan 2,8% dari tahun 2021 namun target untuk mencapai 14% pada tahun 2024 ternyata belum tercapai. Wasting pada anak meningkat dari 7,1% pada tahun 2021 menjadi 7,7% pada tahun 2022, sementara diketahui bahwa Wasting dapat meningkatkan risiko kematian pada anak. 

Persoalan anak tidak berhenti sampai di situ munculnya fenomena Diabetes pada anak juga mengalami lonjakan dengan indikator faktor risiko diabetes tipe-2 pada anak usia 5-12 tahun adalah 18,8%. Berdasarkan Riskesdas 2014, Ada kenaikan angka kejadian diabetes pada anak sebesar 70 kali lipat dibandingkan tahun 2010.

Dampak Gizi Buruk

Kondisi gizi buruk pada anak-anak Indonesia merupakan masalah serius yang perlu
ditangani segera. Dampak Gizi Buruk pada anak dapat menyebabkan stunting, wasting, dan underweight, yang berdampak pada kesehatan dan kemampuan fisik anak. Gizi buruk juga memengaruhi perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak, yang berpotensi menurunkan prestasi akademik dan kemampuan belajar mereka di masa mendatang. Anak-anak dengan gizi buruk memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.

Prevalensi stunting diperkirakan merugikan negara 2-3% dari Produk Domestik Bruto,
atau sekitar Rp260 – 390 triliun per tahun.

Gizi Seimbang dan Pola Hidup Sehat 

Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat dalam mencegah gizi buruk pada anak-anak. Sejauh ini Pemerintah telah meluncurkan berbagai program intervensi gizi, termasuk pemberian makanan tambahan bagi balita, suplemen gizi untuk ibu hamil, dan kampanye edukasi tentang pentingnya gizi seimbang. 

Bahkan Presiden Prabowo Subianto telah mencanangkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai salah satu langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Program ini bertujuan untuk mengurangi angka malnutrisi dan stunting pada anak-anak dan ibu hamil dengan menyediakan makanan bergizi gratis. 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bertujuan untuk mengurangi angka malnutrisi dan stunting pada anak-anak dan ibu hamil, meningkatkan kualitas pendidikan dengan menyediakan makanan bergizi di sekolah dan menggerakkan ekonomi lokal dengan melibatkan UMKM, petani, dan nelayan dalam rantai pasokan, yang disasar dalam kegiatan ini adalah anak-anak sekolah mulai dari PAUD hingga SMA,anak balita di bawah usia lima tahun serta Ibu hamil dan ibu menyusui.

Program ini sudah dimulai sejak 2 Januari 2025 dengan anggaran yang dialokasikan sebesar Rp71 triliun. Target penerima manfaat adalah 82 juta orang, dengan 44 juta di antaranya merupakan anak usia sekolah dan santri. Tentunya harapannya adalah kualitas hidup masyarakat dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang meningkat.

MUI Terpanggil Mendukung MBG

Sebagai salah satu organisasi berpengaruh, MUI yang berdiri sejak 26 Juli 1975 memiliki peran pokok sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dan shadiiqul ummah (mitra pemerintah) antara lain untuk memberikan informasi yang akurat dan benar tentang isu-isu keagamaan dan kemasyarakatan, memberikan panduan dan bimbingan kepada masyarakat dan selanjutnya memberikan fatwa tentang isu-isu keagamaan dan kemasyarakatan tentunya sangat berkepentingan dan peduli terhadap persoalan-persoalan yang terjadi saat ini.

MUI terpanggil untuk mengambil peran aktif dan bekerjasama dengan Pemerintah
untuk mengembangkan program-program yang mendukung pemberian makanan bergizi
seperti memberikan rekomendasi tentang jenis makanan yang bergizi dan sesuai dengan nilai-nilai keagamaan. 

MUI memberikan dukungan spiritual kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gizi seimbang dan makanan bergizi dalam meningkatkan kualitas hidup dan jika diperlukan maka MUI dapat mengeluarkan fatwa atau panduan tentang pentingnya gizi seimbang dan makanan bergizi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Bertepatan dengan milad ke-50, MUI melalui Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (Komisi PRK) me-launching Gerakan Nasional “Pekan Makan Bergizi Santri dan Siswa Madrasah” di tanah air. 

Untuk memulai gerakan nasional ini, Komisi PRK akan menyelenggarakan Pekan Makan Bergizi Santri dan Siswa Madrasah di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kebon Jeruk, Jakarta (25 Juli 2025) dan Sekolah Al Jihad, Yayasan Al Jihad Shalahuddin Al Ayyubi, Tanjung Priok, Jakarta Utara (24 Juli 2025).

Bagi MUI, kehidupan santri dan siswa madrasah juga tidak kalah pentingnya untuk
menjadi perhatian untuk menjadi peserta Program Makan Bergizi Gratis karena secara statistik, saat ini jumlah pesantren di seluruh Indonesia sudah mencapai sekitar 36.600. Sedangkan jumlah santri aktif sebanyak 3,4 juta dan jumlah pengajar (kiai/ustad) sebanyak 370 ribu (data Kementerian Agama). Demikian juga masalah kekurangan gizi pada anak usia sekolah di madrasah saat ini ternyata cukup serius. 

MUI mendukung upaya negara meningkatkan kualitas hidup bangsa melalui pemberian makanan bergizi gratis, tetapi dalam kaitan ini MUI merasa juga perlu menggalakkan agar masyarakat mampu membangun ekosistem yang kondusif bagi pemenuhan gizi juga dengan semangat kemandirian.

Launching Gerakan Nasional dalam Rangka Milad MUI ke-50 “Pekan Makan Bergizi
Santri dan Siswa Madrasah” dimaksud agar tercipta ekosistem di dalam kehidupan di Pondok Pesantren dan Madrasah di seluruh Indonesia dapat mengembangkan program-program yang mendukung pemberian makanan bergizi. MUI dapat bekerja sama dengan stakeholder lain, seperti organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta, untuk membangun ekosistem yang mendukung pemberian makanan bergizi selain itu tentu tentunya MUI mengharapkan masyarakat mdapat mengembangkan sumber daya manusia dan keuangan untuk mendukung program-program pemberian makanan bergizi. 

Gerakan Nasional Pemenuhan Gizi Santri dan Siswa Madrasah ini merupakan wujud nyata komitmen MUI dalam mendukung upaya negara meningkatkan kualitas hidup bangsa melalui
pemberian makanan bergizi dan sekaligus membangun ekosistemnya.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close